PUJI
Ketika pujian menghampiriku,
dalam senyapku aku sadar akan keterbatasan.
Seperti sebuah reruntuhan yang tak berdaya,
aku tersadarkan bahwa bukan,
Sejuta tetesan ilham yang memancar dari sumber tak terlihat telah melalui diri,
Menghasilkan sebuah refleksi kecil dari keagungan-Nya.
Kebisuan kata-kata,
Faham bahwa setiap pujian yang terucap bukanlah untuk dimiliki,
Seperti debu yang terhembus oleh angin,
ia akan hilang tanpa jejak.
Segala yang tampak adalah cahaya-Nya yang menyinari,
Dalam kedalaman hati,
Menyembunyikan diri.
Tidak ingin memperdayai diri dengan kepalsuan,
Hanyalah ingin menyelami samudera diri,
Menyadari betapa kecil dan rapuh diriku di hadapan-Nya.
Mengejar bayangan-bayangan penghargaan yang hanya memperkaya nafsu keduniawian.
Pujian yang mengalir adalah harapan yang terkubur dalam jiwa.
Harapan akan keterhubungan dengan sumber asal segala kebaikan.
Hanyalah mengabdi pada Sang Pencipta
yang mengilhami,
yang memberi,
yang menggerak
dan menyuarakan keindahan Nya.
Aku ingin menyimpulkan dalam diam,
Bahwa Dia adalah kekuatan sebenar.
Biarlah kata-kata terperangkap dalam teka-teki kesederhanaan.
Biarlah tersirat dalam hati yang merendah.
Pujian hanyalah hiasan di permukaan,dan keheningan adalah panggilan untuk menyadari kebesaran-Nya yang tak tergoyahkan.
Aku hanya alat yang lemah dan pasrah, yang terdiam dalam keajaiban kehidupan yang penuh misteri.